Senin, 19 September 2011

Jangan Salahkan Pakaian Minim

Hari ini ada berita menarik di sebuah website untuk berita. Sekumpulan perempuan demo di sebuah area yang memang menjadi primadona untuk tempat berdemo. Tajuk yang mereka usung adalah protes terhadap salah satu ucapan pejabat publik yang cenderung menyalahkan pakaian perempuan pada kasus pemerkosaan yang baru-baru ini terjadi. Sebagaimana sering terdengar, masyarakat juga cenderung setuju dengan ucapan oknum pejabat itu. Mereka lebih memilih menyalah-nyalahkan korban dengan alasan picik, mereka yang mengundang birahi si pelaku. Padahal dalam beberapa kasus, perempuan berpakaian tertutup pun pernah menjadi korban pemerkosaan. Dan dalam kasus pemerkosaan yang baru saja terjadi si perempuan memakai baju yang cenderung tidak terbuka, apalagi mini.

Saya, walau sebagai seorang laki-laki, sangat tidak setuju ucapan yang cenderung menyalahkan pakaian perempuan. Karena yang perlu dipahami semua orang adalah pemerkosaan terjadi karena kebejatan moral pelaku pemerkosaan. Mereka yang tidak mampu mengendalikan hawa nafsu dan birahi mereka. Jangan biarkan dalih picik itu menjadi tameng buat orang-orang bejat memperkosa perempuan-perempuan.

Dalih itu hanya mereka gunakan untuk menutupi kelemahan mereka, ketidak mampuan mereka mengendalikan diri, mengendalikan hawa nafsu. Jangan biarkan perempuan yang terkena getahnya dan menjadi terkekang dalam mengekspresikan diri mereka dalam berpakaian.

Jumat, 16 September 2011

Penyesalan selalu terlambat

Di dalam hidup, kita selalu dihadapkan dengan pilihan-pilihan. Terkadang kita tahu apa yang kita harus pilih. Tetapi lebih banyak saat di mana kita tidak tahu apa yang harus kita pilih dan akhirnya cenderung kita memilih "asal-asalan" yang berujung pada penyesalan. "What if" adalah suatu bentuk ungkapan penyesalan, karena telah mengambil pilihan yang salah dan berandai-andai kita mengambil keputusan yang berbeda. 

Terkadang, waktu yang tersedia untuk mengambil keputusan masih cukup banyak, tapi tak jarang, waktu yang tersedia sangat sedikit, sehingga kita tidak mampu mengexplore pilihan-pilihan tersebut, apa saja impact dan hasil yang diharapkan bila kita ambil. Seringkali juga pilihan yang tersedia amat terbatas, dan semuanya bukan pilihan yang dapat kita sukai, tetapi karena hanya itu yang tersedia, kita harus memilih yang paling minimal memberi efek buruk. Satu dua kali kita beruntung, karena ternyata efek buruknya tak seburuk yang kita duga.

Di kesempatan lain kita tidak seberuntung itu. Bukan saja ternyata efek buruknya lebih besar dari yang kita perkirakan, tetapi kita juga menjadi menyesal dan membayang-bayangkan bila saja kita mengambil yang lain.

Kawan, apapun keputusan buruk yang sudah kita pilih, kita harus menjalaninya. Karena kita yang memilih, kita juga yang harus menjalaninya. Seburuk apapun itu, kita hanya bisa berhadap dan berdoa semoga ada hasil yang baik setelah semua yang buruk berlalu.

Good luck my friend... Semoga berhasil mengambil keputusan tanpa harus menyesalinya berkepanjangan...

Tips: banyak-banyak berdoa pada Yang Kuasa, sehingga kamu mendapat pimpinan untuk mengambil keputusan.

Ayo kita hidup sehat, ayo kita hidup hemat

Ayo berhenti merokok...Ayo berantas rokok.... Rokok merusak kesehatan... Persempit ruang gerak dan ruang hidup rokok. Katakan tidak pada rokok. Rokok membuat kita kehilangan kesehatan, akal sehat, dan nurani.. Perokok menghalalkan segala alasan untuk merokok, tanpa mempedulikan aturan, tempat dan orang sekitar. Di depan bayi, anak kecil dan ibu menyusui, seorang pecandu rokok tega tetap merokok.


Ada banyak hal mengapa rokok harus dinyatakan sebagai bagian dari NAZA (Narkotika dan Zat Adiktif) :
  1. Rokok merusak kesehatan.
  2. Rokok membuat ketagihan (keinginan tiada henti untuk menghisapnya)
  3. Rokok membuat pecandunya kehilangan akal sehat dan menghalalkan segala alasan untuk tetap dapat menghisap rokok. Tanpa menghiraukan aturan, tempat, dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Di tempat di mana ada aturan “Dilarang Merokok”, mereka tetap merokok. Tempat yang tidak memungkinkan merokok, seperti dalam ruang tertutup dan ber-AC, mereka tetap merokok. Di sekitar mereka ada bayi, balita, anak-anak dan ibu menyusui, mereka tetap merokok. Akal sehat dan nurani mereka sudah tumpul.
  4. Hal lainnya adalah mereka menyodorkan berbagai alasan pribadi untuk membela keinginan mereka untuk merokok, seperti : mereka tidak bisa berfikir kalau tidak merokok, mereka tidak bisa focus kalau tidak merokok, mereka tidak bisa menemukan ide-ide kalau tidak merokok, mereka mumet, sumpek, dan tidak bisa berfikir jernih kalau tidak merokok. Hal-hal itu yang sebenarnya alasan tepat mengapa rokok harus dilarang dan diberantas.
  5. Rokok adalah “silent killer”. Kita sudah mengetahui efek samping rokok terhadap perokok pasif. Kita yang sehari-harinya dipaksa menghirup udara kotor dan tercemar asap rokok adalah orang-orang yang menjadi korban dari “silent killer”. Kita dicekoki racun setiap detik, menit, jam, hari, bulan, tahun tanpa bisa mengelak. Racunnya mungkin dalam kadar kecil dan sedikit, tapi kalau terus menerus dan setiap saat, racun itu akan menumpuk di dalam tubuh kita tanpa harus menjadi pecandu rokok. Maukah kita menjadi korban seperti itu? Akankah kita akan membiarkan diri kita menjadi korban seperti itu? Atau akankah kita akan membiarkan anak-anak kita menjadi korban seperti itu? Meninggal karena ulah “mencari kenikmatan” orang lain?
  6. Rokok dibeli dengan uang dan rokok itu benda tanpa manfaat menguntungkan. Ayo kita hemat uang kita.
  7. Rokok menimbulkan polusi udara. Ayo kita bersihkan udara dengan tidak mencandu rokok.


Ayo kita hidup sehat, ayo kita hidup hemat.

Welcome

Welcome to my blog.
This blog content will be my daily stories, either real life stories or fiction.






Your comment and feedback are mostly welcome.




Enjoy.